ffffunnny.com

Blog sederhana

Sabtu, 06 Januari 2024

Perpisahan bukanlah awal maupun akhir | Puisi

 


Kisahku kini
telah berakhir



Menuju pintu
impian dan takdir



Di ujung masa
yang telah terukir



Kehidupan
sesungguhnya kan terlahir



 



Kini, akan
menjadi kenangan di antara puing-puing cerita



Nanti, kisah kita
akan menjadi harapan



Bersama, ku raih
semua impian



Menuju cerita
bahagia masa depan yang ada



 



Inikah akhir dari
sebuah cerita?



Ataukah awal dari
kehidupan yang sesungguhnya?



Bertemu, dengan
sebuah senyuman



Berakhir dengan
sejuta kenangan



 



Akankah kita
berjumpa?



Bersama rindu
yang mendera



Mengulang kisah lama



Tentang asa dan
cita masa-masa SMA


Raja tanpa mahkota | Puisi


Kisah cerita kelam yang hitam



Gemerlap dunia yang menutup awan
tebal



Semua cahaya begitu hitam



Raja bertahta tanpa mahkota



 



Bagaikan dunia yang kelam tanpa
keindahan alam



Bukan lagi lentera kehidupan



percahaya dengan banyak cerita



Tak bertahtakan mahkota dan berlian sang
raja



 



Hanya cerita penuh yang penuh
dengan duka



Dari semua goresan kehidupan



Menutup kelam semua cahaya



Dari kehidupan yang penuh duka.

Imanku tak seamin denganmu | Puisi

 


Kutitipkan rasa pada cela dinding kaca



Kubiaskan harapan yang datang menghilang



Tersapu debu yang kering nan kecil



 



Jejak mungilmu masih membekas



Disudut teras kita berbincang



Sejuta aksara terbentang di ujung nirwana



 



Sayu, matamu terlihat sayu



Oleh seuntai resah yang membelenggu



Sudah kutebak semua itu!



 



Mimik wajah yang kian larut dalam puruk



Membuatmu resah akan semua itu.



Iya aku tahu! Imanmu tak seamin dengan ku.



 



Lepas, biarkan semua lesat begitu kelam



Sekelam gelap malam tanpa pencahayaan.



 



 

Ambisi Tikus Berdasi | Puisi


Oleh: Ichda Rosyida



 



Kulihat para tikus berdasi



Duduk di singgasana pemilik Negeri



Mereka sibuk mencari alibi



Demi sebuah ambisi



 



Oligarki berkulit demokrasi



Para elit politik menjelma pengabdi Negeri



Keadilan dibisukan oleh tikus berdasi



Dibungkam bagai ayam bisu di pagi hari



 



Di sudut lain....



Kulihat anak para pemilik negeri



Menyusuri jalan tanpa alas kaki



Melawan teriknya matahari



Merintih demi sesuap nasi



Menistakan ambisi serta jati diri



 



Wahai para petinggi!



 



Sudah lumpuhkah hati nurani?



Sudah sirnakah beban luhurmu untuk negeri?



Hingga kau gunakan singgasana mulia ini,



Untuk mencabik-cabik pemilik sejati



 



Demi sebuah ambisi



Ambisi para petinggi



Ambisi para bini



Ambisi para tikus berdasi ....



 



 

Cerita lalu | Puisi

 


Kaki mungil itu pergi meninggalkan tempatnya!



Ia sadar tak ada lagi yang peduli padanya



Merangkah lari, kecil tiada henti



Mecari cela disetiap ketiadaan



 



Berlari, bahakn mengindar dari sebuah keramaian



Hari itu adalah hari dimana ia yang seharusnya ikut
bahagia.



Namun tidak dengan kenyataan yang ada



Ia pergi meninggalkan tempat tanpa sebuah kata.



 



Adakah yang salah?



Adakah dari cerita yang tak seharusnya tersampaikan!



Tentu tidak, ini hanyalah sebuah kesalah fahaman



Bukankah begitu?



 



Lewat tulisan sederhana ini



Ia lantunkan suara hatinya



Pelan, seakan tak harus ada orang lain yang tau



Tanpa sedikit kata ragu.



 



Hemb ujarnya dengan rasa kecewa yang mendera



Aku hanyalah ingatan yang tak seharusnya di kenang



Aku hanyalah sebuah kenangan yang tak harus di ingat.



Tanyaku pada jalan yang berbelok itu.



 



 


Tentang Kami

 Tentang Kami 

kami di sini hanya pribadi yang belajar SEO search enggenering optimasi ,blog yang sederhana yang bisa tembus kata kunci tertentu supaya menjadi blog yang sering nangring di halaman utama google 

maksud dan tujuan selanjutnya bagaimana mendapatkan trafik ,backlink dan yang terakhir adalah pendapatan baik dari jasa backlink atapun adsense jika di terima 

untuk pasang backlink bisa Hubungi kami pribadi di saifudin.hidayat@gmail.com 

dan sebatas postingan dari custamer yang pasang backlink sengan syarat dan ketentuan 

  1. Tidak melanggar aturan norma yang ada 
  2. Tidak melaggar aturan Bangsa dan Negara 
  3. Tidak melanggar Aturan Google dan partner
  4. Sepakat dengan pembayaran yang ada 
  5. Keputusan ini tidak dapat di ganggu gugat di manapun berada 
kunjungi halaman kami selanjutnya di 

saifudinhidayat.exblog.jp

Hujan | Puisi

 


Kau terlalu
pintar membuat rindu



Kau datang di
antara gerimis dan malam,



Malam semakin
mendayu



Entah kapan rindu
pulang ketempatnya



 



Betapa perihnya
malamku



Kertas berserakan
di meja,



Bolpoin entah dia
pergi ke mana



Tak ada satu
katapun yang tertulis



di antara serakan
kertas,



Di kepalaku hanya
ada satu kata



Rindu pulanglah



 



Rindu tak perlu
kita saling berdebat,



Kau juga percaya
kan,



bahwa kita sama
sama rindu?



Adakah alasan
yang cukup



Bahwa kau tidak
rindu padaku?



Bukankah kita ini
serukan sore dan senja?



 



Gerimis datang
mengguyur kota



Lihatlah di
jendela kamarmu,



Di penghujung
pengharapan,



Aku berharap
cinta mu lah



Yang melihat anak
anak kecil



Yang nakal
berlarian di ruang tamu



Dan kita saling
tersenyum 


Perihal hati | Puisi

 



Perihal hati
Aku bukanlah
orang yang begitu saja acuh akan perasaan
Juga bukan
tipikal orang yang hanya datang begitu saja
Bukan hanya
datang lalu menyapa
Bukan tentang
segenap rasa yang telah tercurahkan
 
Perihal rasa
Rasa ini begitu
saja hadir
Tanpa mengharap
balasan darimu
Tanpa mengharap
sapaan darimu
Tanpa tatapan
sejuk darimu
 
Perihal luka
Pernah terasa,
saat kutahu bahwa hatimu bukan untukku
Curahkan
harapanmu bukan denganku
Sempat kuingin
menggapaimu
Menyelipkan nama
dalam setiap doa-doaku
Disepertiga
malamku
Namamu adalah
harapanku





































Keajaiban Doamu | Puisi

 


Aku hanya bisa
menutup netraku



Menikmati setiap
detik keajaiban yang kau berikan



Aku hanya bisa
terdiam



Merasakan setiap
detik hidupku lebih berarti



 



Setiap Mantra dan
Keajaiban



Yang kau sihirkan
padaku



Terasa Lebih
merasuk kedalam jiwa



Setiap kalimat
dan huruf



Yang terlantun
dari bibirmu



 



Menjadi kata-kata
penyemangat dalam hidupku



Terasa  lebih berarti semenjak kau hadir dalam
duniaku



Setiap apa yang
kau lakukan



Menjadi keajaiban
tersendiri



dalam Fantasiku



 



Kaulah pelangi
dalam hidupku



Yang slalu
memberi warna dan keajaiban



Disetiap detak
denyut nadiku



Teruntuk namamu.


Kau Lupa | Puisi

 


Kau lupa,
ada beberapa serpihan hatiku yang terlanjur melekat padamu



Diam, dan
tinggal jauh di dalam sudut kenangan yang paling dalam



Tanpa
sekalipun mencoba muncul, kembali ke permukaan



Sebab dia
sadar, bahwa ada hati lain yang sedang kau perjuangkan



 



Kau
bangga-banggakan, dengan segala keyakinan yang seolah-olah tak terbantahkan



Aku hanya
bisa diam, dan ikut tersenyum melihat tingkah kekanak-kanakanmu



Saat kembali
jatuh cinta



 



Yaa mungkin,
ini sudah yang kesekian kalinya,



Kau
bercerita tentang seseorang yang memperlakukanmu sebagai raja



Kucoba untuk
menyunggingkan senyum paling manis agar kau tak melihatku terluka



Kubasuh air
mataku dengan canda paling asik dan tawa paling renyah yang ku punya



 



Tak apa-apa,
aku sudah terbiasa mencintaimu dibalik awan



Membiarkanmu
terbang bebas tak beraturan



Menghiburmu
kala hatimu terbentur pada kerasnya kenyataan



Tetaplah
seperti itu



Sebab
bahagiamu adalah goresan luka termanis yang akan selalu kurindukan


Mendung di sepagi ini | Puisi

 


Kulihat pagi yang
murung
Langit hitam
kelam bagaikan arang
Mentari seperti
mengenakan kerudung mendung
 
Tahu bahwa hati
sedang kelabu
Hanya saja,
gelisah datang ke mana arah yang harus dituju..
Seolah rindu
sirna tertutup kelambu
Menggebu-gebu
 
Wahai kau sang
pemilik raga
Tolong sampaikan
padanya, bahwa hati ini tersiksa
Rasa ini semakin
bertahta
Menggila
 
Akankah hari ini
cerah?
Kapankah rasa ini
punah?
Hanya tersisa
gundah dan resah
Berharap segera
pelangi tergambar dengan indah.



































Aku memiliki tekad | Puisi

 

puisi berjudul tekad untuk seseorang yang rela berjuang

Kata kita telah
sampai persifatan
Mengandung verba
mewujudkan
Teratas aku dan
kamu yang dimajemukkan
Tanpa manipulasi
yang seolah dihakikatkan.
 
Tujuan akhir yang
termonolog
Dengan senyummu
yang menjadi prolog
Dan kebahagiaan
yang menjadi epilog
 
Kisah kita akan
terus mendeklarasi
Cinta yang tak
pernah habis dideskripsi
Rasa yang tak
surut sebab kompresi
Ego yang terus
mengalami reparasi
Demi terciptanya
sebuah kata serasi
Tak sampai
selamanya atau abadi
 
Namun, hanya tak
pernah henti
Menjamah jauh
menjabar perihal romansa
Berkhayal tinggi
menerpa batas rasa
Saling terikat
tanpa sedikit paksa
Hingga tanpa
disadar berbagai indra
Semua tengah
menuju binasa
Entah termakan
oleh masa
Atau hancur
akibat nafsu yang berkuasa
 
Harapku..
 
Semoga rintihmu
meruntuh
Dukamu merubuh
Senyummu mengukuh
Pengalamanmu
mengasuh
Tekadku terus
bergemuruh
Niatku kian
bersikukuh
Penderitaan
perlahan menjauh
Hingga perahu
asmara dapat terus
berlabuh..







































































Pesona yang menghilang | Puisi

 

Puisi pesona alam yang hilang

Aku melihat
cahaya keemasan,  yang timbul di batas
cakrawala
Aksaku  terbelalak saat melihat keanggunanya
Keagungan  dari cipta tangan sang Maha Kuasa
Surya telah
mempersiapkan diri untuk tenggelam
 
Menjemput mesra
heningnya malam yang tenang
Serta meneguk
cahayanya dalam-dalam
Dan
menyempurnakan keindahannya
Lembayung nampak
indah dengan warna kuningnya
 
Pesona  yang dibuatnya seperti lukisan dari tangan
pelukis ulung
Di sudut-sudut
langit terlihat kesempurnaan
Hiasan terbesar
yang pernah tercipta di sepanjang zaman
Keindahan alam
semesta




























Debu di ujung kaki | Puisi

 


Sekeras apapun
usahaku
Menjaga rasa yang
semakin tumbuh padamu
Sekeras itu pula
kamu
Berusaha
mematikan rasamu padaku
 
Sederas hujan
kucurahkan
Kerinduan ini
hanya untukmu
Shangat itu pula
terik mentari
Menguapkan
sisa-sisa dari rindumu untukku
 
Sekejap waktupun
aku tak dapat melupakanmu, mendekap jiwamu
Sekejap waktu
pula kau dapat melupakan aku, melepaskan jiwaku
Sedalam sanubari
aku ingin bertemu, hidup menyatu bersamamu
Sedalam sanubari
pula kamu menghindar, menjauh pergi darikehidupanku
 
Aku hanyalah debu
yang menempel di ujung kakimu
Terpijak-pijak
yang dapat kau kibaskan sekali saja


Hanya seorang Pemimpi bukan Pemimpin | Puisi

 


Pendewasaan ini,
sungguh
Terkadang sangat
menyiksaku
Menyiksa batin
serta ragaku
Bimbinglah daku
Tuhanku
 
Beranjak bangkit
tinggalkan sepi
Pergi menari,
tawarkan diri
Di sela sepi
munculkan mimpi
Yang silih
berganti datang menghampiri
 
Hari ini
Saat di mana
pendewasaan diuji
Aku terpuruk
dalam sepi
Di ambang pintu
yang seharusnya tak ku jalani
Kini ku sadar
semua hanyalah mimpi
 
Siapa aku ini?
Hanya seorang
pemimpi bukan pemimpin



































Antara aku dan Pena | Puisi

 




























































Hari itu tepat di mana kita di pertemukan
Dengan penuh canda dan juga tawa
Tanpa ada kata sapa
Kau datang dengan tujukan nama
 
Indah,
Namamu begitu indah
Seindah tatapan matamu padaku
Berjuta gemerlap bintang
Berlinang gembira pada senyummu
 
Ku terdiam membisu
Saat ku pertama bertemu denganmu.
Begitu indah suasana malam itu
Antara kau dan aku
Tanpa sekat yang halangiku
 
Kini hari itu ....
Terulang dengan waktu yang tak seharunya tertuju pada ku,
Yang sekarang tak lagi bersamaku
 
Indah tak lagi indah
Kau pergi tinggalkan ku
Dengan sebaris alasan tertentu,
Meminta maaf atas ketidak pastian itu.
 
Aku rapuh,
Sungguh ku rapuh
Berlinang air mataku
Seakan ku tak bisa hidup tanpa mu

Serat rasa | Perahu Kertas | Puisi

 


Kata kita telah
sampai persifatan



Mengandung verba
mewujudkan



Teratas aku dan
kamu yang dimajemukkan



Tanpa manipulasi
yang seolah dihakikatkan.



 



Tujuan akhir yang
termonolog



Dengan senyummu
yang menjadi prolog



Dan kebahagiaan
yang menjadi epilog



 



Kisah kita akan
terus mendeklarasi



Cinta yang tak
pernah habis dideskripsi



Rasa yang tak
surut sebab kompresi



Ego yang terus
mengalami reparasi



Demi terciptanya
sebuah kata serasi



Tak sampai
selamanya atau abadi



 



Namun, hanya tak
pernah henti



Menjamah jauh
menjabar perihal romansa



Berkhayal tinggi
menerpa batas rasa



Saling terikat
tanpa sedikit paksa



Hingga tanpa
disadar berbagai indra



Semua tengah
menuju binasa



Entah termakan
oleh masa



Atau hancur
akibat nafsu yang berkuasa



 



Harapku..



 



Semoga rintihmu meruntuh



Dukamu merubuh



Senyummu mengukuh



Pengalamanmu
mengasuh



Tekadku terus
bergemuruh



Niatku kian
bersikukuh



Penderitaan
perlahan menjauh



Hingga perahu
asmara dapat terus



berlabuh..


Menjaga rindu | Puisi


Malam tadi
inginku disampingmu



bercerita tentang
kesahku



bersandar berbagi
renung lara



berantakan
rasanya, yakinlah kataku baik saja



Pinjam tanganmu,
tetaplah disini! jaga senyum ini



 



Di pagi rindunya
tiada henti



peluh datang
bersama adzan



banyak hal yang
belum terjadi antara aku dan kamu



banyak cerita yang
belum terlukis di hati



jangan lagi ulur
hati ini



takutku tak kuasa
meronta



 



Sayang...



kata yang belum
tersebut diantara kita



tapi rasa
berdebar jua



apa hanya anganku
dinda?



Tuhan satukan nan
sampaikan rindu ini



 



Apa yang terjadi
esok



haha akan kusambut
tawa ,aku tak akan takut



senang duka lara
akan kujaga rinduku



untukmu


 

Doa untukmu sahabat | Puisi

 





Perjalanan kita dulu itu, adalah satu hal terindah



Yang pernah kualami



Antara senyumanmu



Antara kesih dan sayangmu wahai sahabatku



 



Izinkan aku merindu untuk malam ini



Dari perjalanan hidup yang telah kita jalani



Aku teringat pesan terakhirmu sahabat



 



Jangan pernah lupakan aku



Namaku, kenanganku canda dan tawaku bersamamu



Aku merindukanmu wahai sahabatku



 



Setiap malam hanyalah bayanganmu



Yang menghantuiku disela kenangan bersamamu



Aku tak percaya harus secepat itu



 



Kau pergi tinggalkan aku



Meninggalkan kenangan dan kebersamaanku bersamamu



Semoga kau tenang wahai sahabatku



Tersenyumlah dalah surgamu



Doaku selalu menyertaimu.

Mencintai dalam diam | Puisi



Tiba-tiba hati ini berantakan



Entah mengapa dalam kepalaku hanya ada namamu



Seketika itu kau ubah semua tentangku



 



Tentang kepribadianku



Tentang apapun yang mampu membawaku untuk mengagumimu



Yah, itulah cinta, yang datang secara tiba-tiba



Entah mengapa dalam otakku hanya ada bayangmu



Banyangan yang selalu hadir dalam fikiranku



 



Jadi salahkah aku bila seseorang sepertiku mengagumimu,



Wanita dengan paras cantik nan elok sepertimu



 



Aku tak tahu siapakah lelaki pemikat hatimu



Yang ku tahu hanyalah aku yang kini mengagumimu.



Entah sampai kapan rasa sayang ini kutahan



Entah berapa lama lagi aku memendam rasaku.



 



Jadi salahkah aku jika sampai saat ini masih mencintaimu



Membiarkan segenap rasa sayangku terbelenggu



Membiarkan benih-benih cinta ini terasa mati kutu



Maafkan aku jika selama ini aku masih mengagumimu.